Disusun oleh : Redo Wendra
Dosen Pembimbing : Nike Oktalita, SH. M.Kn
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, berkat rahmat, taufik, dan hidayahNya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul
“HUBUNGAN ANTAR MANUSIA”.
Penulis menyadari bahwa tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, penulisan makalah ini tidak
terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1.
Nike Oktolita, SH, M,kn selaku dosen pembimbing mata
kuliah Pendidian Pancasila dan Kewarganegaraan.
2.
Serta rekan-rekan SI PGSD yang telah memberikan
dukungan dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini di
masa yang akan datang.
Dharmasraya,
20 September 2012
Redo Wendra
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Manusia adalah makhluk sosial untuk
bertahan hidup harus ada sosialialisme atau berhubungan dengan manusia lain dan
hal ini tak bisa dihindari, mutlak
dilakukan manusia apalagi pada masa sekarang ini. Hubungan antar manusia dengan
hubungan kemanusiaan sesungguhnya mempunyai pengertian yang berbeda. Dalam
setiap bentuk hubungan, hubungan antar manusia lebih mendominasi dari pada
hubungan kemanusiaan. Dalam pengertian hubungan antar manusia bukan hanya dalam
wujudnya saja, tetapi juga dari sifat-sifatnya, waktunya, cara bicaranya,
sikapnya, tingkah lakunya, pribadinya, dan berbagai macam aspek kejiwaan yang
ada pada diri manusia. Dalam pergaulan hidup, manusia menduduki fungsi yang
bermacam-macam. Disatu sisi ia adalah ayah atau ibu, tetapi disisi lain ia
adalah anak. Disatu sisi adalah ia kakak, tetapi disisi lain ia adalah adik. Pengetahuan
tentang hubungan antar manusia, mendasari interaksi dan komunikasi dari individu
ke individu lainnya.
B.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu :
a.
Menjelaskan tentang pengertian hubungan antar manusia.
b. Menjelaskan
tujuan dari hubungan antar manusia
2. Tujuan
Khusus
Mahasiswa
memiliki kemampuan untuk :
a. Menjelaskan
teknik-teknik hubungan antar manusia.
b. Menjelaskan
factor yang mendasari hubungan antar manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Hubungan antar manusia adalah
kemampuan mengenali sifat, tingkah laku, pribadi seseorang. Ruang lingkup
hubungan antar manusia dalam arti luas adalah interaksi antar seseorang dengan
orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan,
sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasaan hati pada kedua belah pihak. Suksesnya
seseorang dalam melaksanakan “Human Relations” karena ia berkomunikasi
secara etis, ramah, sopan, menghargai, dan menghormati orang lain.Human
Relations ini dilakukan dimana saja —> di rumah, pasar, kampus, toko,
dalam bis, kereta api, dan sebagainya.
Kesimpulan:
Proses interaksi melibatkan perasaan, kata yang diucapkan
dalam komunikasi,
mencerminkan perasaan dan sikap, proses penyesuaian diri. Hubungan antar manusia secara luas mencoba menemukan,
mengidentifikasi masalah dan membahas untuk mendapatkan pemecahan masalah.
Pengertian HAM Menurut Beberapa Pakar
- Hugo Cabot dan Joseph A Kahl (1967): HAM adalah suatu sosiologi yang konkret karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah “interaksi” dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interaksi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru.
- H. Bonner (1975): interaksi adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia dan perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya.
- Keith Davis “Human Relation at Work” adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepimpinannya, yang bertanggung jawab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.
- Ferdinand Tonnies: menyatakan bahwa manusia dalam bermasyarakat mempunyai dua jenis pergaulan yaitu:
1.
Gemeinscaft, hal yang dialami oleh orang lain
dirasakan sebagaimana terjadi pada dirinya olek karena pergaulannya yang sangat
akrab. Sifatnya statis, pribadi, tidak rasional;
2.
Gessellscaft, pergaulan yang mempertimbangkan
untung dan ruginya sehingga anggota bebas keluar masuk dari kelompok tersebut.
B. TUJUAN HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Tujuan hubungan antar manusia adalah
agar tercapainya kehidupan yang harmonis yaitu masing-masing orang saling
bekerjasama dengan menyesuaikan diri terhadap satu dengan yang lain, dan
memanfaatkan pengetahuan tentang factor social dan psikologis. Dalam
penyesuaian diri manusia sedemikian rupa sehingga penyesuaian diri ini terjadi
dengan serasi dan selaras, dengan ketegangan dan pertentangan sedikit mungkin.
Hal ini disebabkan karena didalam
masyarakat/lingkungan sosial, setiap orang mempunyai kepentingan dan harapan
yang berbeda-beda atau bersaing satu sama lain. Suksesnya hubungan antar
manusia sebagai akibat tidak mengabaikan sopan santun, ramah tamah, hormat
menghormati dan menghargai orang lain dan faktor etika. Hubungan antar manusia
yang baik akan mengatasi hambatan-hambatan komunikasi, mencegah salah
pengertian dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia yang
dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan.
Tujuan HAM lainnya adalah:
- Memanfaatkan pengetahuan tentang faktor sosial dan psikologis dalam penyesuaian diri manusia sehingga terjadi keselarasan dan keserasian, dengan konflik seminimal mungkin.
- Memenuhi kebutuhan antara individu yang satu dengan yang lain.
- Memperoleh pengetahuan dan informasi baru.
- Menumbuhkan sikap kerjasama.
- Menghilangkan sikap egois/paling benar.
- Menghindari dari sikap stagnan karena “manusia adalah makhluk homo socius”; mengubah sikap dan perilaku diri sendiri dan orang lain serta memberikan bantuan.
C. TEKHNIK HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Tekhnik untuk menjalin hubungan
antar manusia adalah dengan:
1.
Melakukan kontak sosial
Kontak
sosial adalahhubungan antara satu pihak dengan pihak yang lainnya yang
merupakan terjadinya awal interaksi sosial.
a.
Secara fisik kontak terjadi apabila terjadi hubungan
badaniyah (secara langsung).
b.
Secara sosial tidak perlu terjadi hubungan badaniyah
(tidak langsung)
2.
Tindakan sosial
Menurut Max Weber, tindakan sosial
adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individu yang lain
dalam masyarakat,tindakan sosial dibedakan menjadi:
a.
Tindakan rasional innstrumental: tindakan yang
memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan.
b.
Tindakan rasional berprestasi nilai: tindakan yang
berkenaan dengan nilai dasar dalam masyarakat.
c.
Tindakan tradisional: tindakan yang dilakukan
berdasarkan perkembangan adat istiadat atau kebiasaan.
d.
Tindakan efektif: tindakan yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok berdasarkan perasaan atau emosi.
3.
Melakukan komunikasi
Proses komunikaasi terjadi saat kontak sosial
berlangsung. Secara harfiah komunikasi merupakan hubungan atau pergaulan dengan
orang lain.
D. FAKTOR YANG
MENDASARI HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Hubungan antar manusia melibatkan
individu secara utuh baik dan secara fisik maupun psikologis. Proses psikologis
sangat dominan mendasari hubungan antar manusia dan merupakan faktor utama yang
dalam proses internalisasi, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.
1.
Factor
imitasi
Imitasi atau tiruan adalah keadaan
seseorang yang mengikuti sesuatu diluar dirinya. Sebelum mengikuti satu hal, ia
harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Minat
perhatian yang cukup besar terhadap hal yang akan diimitasi.
b. Sikap menjunjung
tinggi atau mengagumi hal-hal yang diimitasi.
c. Seorang
meniru suatu pandangan atau tingkah laku karena akan memperoleh penghargaan
social yang tinggi.
Dari syarat
diatas, imitasi merupakan proses hubungan antar manusia yang menerangkan
tentang mengapa dan bagaimana dapat terjadi keseragaman dalam pandangan dan
tingkah laku.
2.
Faktor sugesti
Sugesti adalah proses seorang
individu menerima cara pandang atau pedoman tingkah laku orang lain tanpa
kritik terlebih dahulu.
Persyaratan untuk memudahkan terjadinya
sugesti pada seseorang adalah sebagai berikut:
a. Hambatan
berfikir, karena rangsangan emosional, proses sugesti yang terjadi pada orang
tersebut secara langsung menerima tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu segala
pengaruh atau pandangan orang lain.
b. Pikiran
terpecah-pecah (disasosiasi), orang yang sedang mengalami pemikiran yang
terpecah-pecah, mudah terjadi sugesti.
c. Otoritas
atau prestise, proses sugesti cenderung terjadi pada orang-orang yang sikapnya
menerima pandangan tertentu dari seseorang yang memiliki keahlian tertentu
sehingga dianggap otoritas dalam keahlian tersebut atau dari seseorang yang
mempunyai prestise sosial yang tinggi.
d. Mayoritas
orang akan mudah menerima pandangan ketika pandangan tersebut disokong oleh
mayoritas atau sebagian besar golongan atau masyarakat. Penerimaan pandangan
itu terjadi tanpa pertimbangan lebih lanjut.
e. Kepercayaan
penuh penerima sikap atau pandangan tanpa pertimbangan lebih lanjut dikarenakan
pandangan tersebut sudah ada pada diri individu yang bersangkutan.
3.
Faktor identifikasi
Preses
identifikasi berlangsung secara sadar (dengan sendiri) irrasional, berdasarkan
perasaan, dan berkembang bahwa identifikasi berguna untuk melengkapi system
norma dan citra-citra.
4.
Faktor simpati
Simpati adalah persaan tertarik
seseorang terhadap orang lain yang timbul atas dasar penilaian perasaan
dorongan utama yang memunculkan, simpati adalah rasa ingin mengerti dan bekerja
sama dengan orang lain.
E. FAKTOR YANG MENENTUKAN HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Salah satu cara seseorang melakukan
hubungan antar manusia adalah dengan menggunakan komunikasi antara individu
atau komunikasi interpersonal. Agar hubungan antar manusia berjalan dengan
baik, salah satunya dapat ditunjang dengan menumbuhkan hubungan interpersonal
yang baik. Berikut adalah factor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal
yang baik:
1.
Rasa percaya (Trust)
Secara
ilmiah “percaya” adalah mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko
(Giffin, 1967). Sejak tahap pertama dalam hubungan interpersonal sampai tahap
akhir, “percaya” menentukan efektifitas komunikasi. Bila seorang individu sudah
percaya kepada kita, maka individu tersebut akan lebih mudah terbuka kepada
kita. Hal ini akan membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan
penerimaan komunikasi, serta memperluas peluang komunikasi untuk mencapai
maksudnya. Hilangnya kepercayaan kepada orang lain akan menghambat perkembangan
hubungan interpersonal yang akrab. Ada tiga factor yang dapat menumbuhkan sikap
percaya dan mengembangkan komunikasi yang didasari sikap saling percaya, yaitu
:
a.
Menerima
Adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa
menilai dan berusaha mengendalikan.
Menerima adalah sikap yang melihat orang lain sebagai manusia sebagai individu
yang dihargai. Menerima berarti tidak menilai pribadi orang berdasarkan perilakunya
yang tidak kita senanginya. Betapa jeleknya perilakunya menurut persepsi kita,
kita tetap berkomunikasi dengan dia sebagai personal, bukan ssebagai objek.
Sikap menerima tidak semudah apa yang kita katakan. Kita cenderung menilai dan
sukar menerima.
b.
Empati
Merupakan factor kedua yang menumbuhkan sikap percaya
diri orang lain. Empati dianggap sebagai memahami orang lain yang tidak
emosional. Berempati artinya membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa
orang lain.
c.
Kejujuran
Merupakan faktor ketiga yang menumbuhkan sikap percaya
diri. Kita akan menaruh percaya pada orang yang terbuka, atau tidak mempunyai
pretense yang dibuat-buat. Kejujuran menyebabkan perilaku kita dapat diduga (predictable). Ini mendorong orang lain
percaya kepada kita.
2. Sikap
sportif
Sikap
sportif adalah sikap yang mengurangi sikap melindungi diri dalam komunikasi
yang terjadi dalam hubungan antar manusia. Orang bersikap defensive bila tidak
menerima, tidak jujur dan tidak empati. Sudah jelas dengan sikap defensive,
komunikasi interpersonal akan gagal karena orang defensive akan lebih banyak
melindungi diri dari ancaman yang ditanggapi dalam situasi komunikasi ketimbang
memahami pesan orang lain.
Sikap defensive meliputi: evaluasi, kontrol, strategi, netralitas, superioritas dan
kepastian. Sedangkan iklim suportif meliputi: deskripsi, orientasi masalah,
spontanitas, empati, persaamaan
dan profesionalisme.
- Evaluasi dan deskripsi. Evaluasi adalah penilaian terhadap orang lain, memuji atau mengecam. Deskripsi adalah penyampaian perasaan atau persepsi tanpa melakukan penilaian.
- Kontrol dan orientasi masalah. Perilaku kontrol artinya berusaha mengubah orang lain, mengendalikan, mengubah sikap, pendapat dan tindakannya. Orientasi masalah adalah mengkomunikasikan keinginan untuk bekerjasama mencari pemecahan masalah.
- Strategi dan spontanitas. Strategi adalah penggunaan tujuan atau manipulasi untuk mempengaruhi orang lain. Spontanitas artinya sikap jujur.
- Netralitas dan Empati. Netralitas adalah sikap impersonal, memperlakukan orang lain sebagai objek. Empati artinya memperlakukan orang lain sebagaimana mestinya.
- Superioritas dan persamaan. Superioritas artinya seseorang lebih tinggi karena status, kekuasaan, kemampuan, intelektual, kekayaan atau kecantikan. Persamaan adalah sikap memperlakukan seseorang secara horisontal dan demokratis.
- Kepastian dan Profesionalisme. Individu yang memiliki kepastian bersifat dogmatis, egois, dan melihat pendapatnya merupakan kebenaran yang mutlak. Profesionalisme adalah kesediaan meninjau kembali pendapat orang lain.
3. Sikap
terbuka (open mindedness)
Sikap
terbuka amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang
efektif. Untuk memahami orang yang mempunyai sikap terbuka harus
mengidentifikasi dahulu orang yang mempunyai sikap tertutup. Lawan dari sikap
terbuka adalah dogmatism. Sehingga untuk memahami sikap terbuka, terlebih
dahulu mengidentifikasi karakteristik orang dogmatis.
Sikap Terbuka
|
Sikap Tertutup
|
1.
Menilai
pesan secara objektif dengan menggunakan data-data dan keajegan logika.
|
Menilai
pesan berdasarkan motif pribadi
|
2.
Membedakan
dengan mudah, melihat nuansa
|
Berfikir simplisis, artinya
berpikir hitam putih tanpa nuansa
|
3.
Berorientasi
pada isi
|
Bersandar lebih banyak pada sumber
pesan daripada isi pesan
|
4.
Mencari
informasi pada berbagai sumber
|
Mencari informasi tentang
kepercayaan orang lain dari sumbernya sendiri bukan dari sumber kepercayaan
orang lain
|
5.
Lebih
bersifat provisional dan bersedia mengubah kepercayaan
|
Kaku mempertahankan dan memegang
teguh system kepercayaan
|
6.
Mencari
pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan
|
Menolak, mengabaikan, mendistorsi
dan menolak pesan yang tidak konsisten dengan system kepercayaan
|
Gambar 3.1 perbedaan sikap terbuka
dengan sikap tertutup
Agar komukasi interpersonal yang
kita lakukan melahirkan hubungan interpersonal yang efektif, dogmatis harus
diganti dengan sikap terbuka. Bersama – sama dengan sikap saling percaya dan
sikap suportif, sikap terbuka mendorong timbulnya saling pengertian, saling
menghargai, dan yang paling penting saling mengembangkan kualitas hubungan interpersonal.
F. LEMBAGA
SOSIAL
Lembaga sosial (institusi sosial) pengertiannya
ada dua, yang berbentuk material dan non material. Pengertian institusi sosial
yang berbentuk material adalah lembaga yang berupa wadah bagi persatuan
orang untuk mencapai tujuan bersama. Misalnya: sekolah menengah atas negeri I,
yang terdiri dari pengurus sekolah, pengelola, guru, murid dan komite sekolah.
Pengertian ini sama dengan istilah asosiasi sosial.
Pengertian lain
yang berbentuk non-material adalah apa yang disebut sebagai pranata sosial,
yakni norma-norma dan nilai-nilai yang diberlakukan untuk mengatur hubungan
antar pengurus, pengelola, guru, murid dan komite sekolah. Jadi lembaga sosial (institusi sosial)
adalah himpunan dari norma-norma sosial yang menjadi tulang punggung kehidupan
masyarakat.
Istilah lembaga
sosial dalam kehidupan sehari-hari sulit dipahami karena membingungkan. Secara
implisit, lembaga sosial mempunyai fungsi sosial sebagai berikut:
a.
Memberi pedoman
kepada anggota-anggota masyarakat, tentang bagaimana harus berbuat dan bersikap
dalam pergaulannya di masyarakat;
b.
Menjaga
keutuhan masyarakat;
c.
Memberikan
pegangan untuk pengendalian sosial (social control) terhadap prilaku anggota
masyarakat.
Agar supaya
hubungan antar manusia dalam suatu masyarakat terlaksana sebagaimana yang
diharapkan, maka diciptakanlah norma-norma sosial yang mempunyai kekuatan
mengikat yang berbeda-beda.
G. DINAMIKA SOSIAL
Dinamika sosial dapat didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang
selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang
selalu berubah-ubah.
Dinamika sosial mempunyai
beberapa tujuan, antara lain:
a. Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota
kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai.
b. Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati dan
saling menghargai pendapat orang lain.
c. Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok.
d. Menimbulkan adanya i’tikad yang baik diantara sesama anggota kelompok.
Proses dinamika sosial mulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke
dalam kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda, belum mengenal antar
individu yang ada dalam kelompok. Mereka membeku seperti es. Individu yang
bersangkutan akan berusaha untuk mengenal individu yang lain. Es yang membeku
lama-kelamaan mulai mencair, proses ini disebut sebagai “ice breaking”. Setelah
saling mengenal, dimulailah berbagai diskusi kelompok, yang kadang diskusi bisa
sampai memanas, proses ini disebut ”storming”. Storming akan membawa perubahan
pada sikap dan perilaku individu, pada proses ini individu mengalami ”forming”.
Dalam setiap kelompok harus ada aturan main yang disepakati bersama oleh semua
anggota kelompok dan pengatur perilaku semua anggota kelompok, proses ini
disebut ”norming”. Berdasarkan aturan inilah individu dan kelompok melakukan
berbagai kegiatan, proses ini disebut ”performing”. Secara singkat proses
dinamika sosial dapat dilihat pada gambar berikut:
Alasan
pentingnya dinamika sosial:
a.
Individu tidak
mungkin hidup sendiri di dalam masyarakat.
b.
Individu tidak
dapat bekerja sendiri dalam memenuhi kehidupannya.
c.
Dalam
masyarakat yang besar, perlu adanya pembagian kerja agar pekerjaan dapat
terlaksana dengan baik.
d.
Masyarakat yang
demokratis dapat berjalan baik apabila lembaga sosial dapat bekerja dengan
efektif.
H. KONSEP DIRI
Definisi Konsep Diri menurut Wiiliam D. Brooks adalah those
physical, social, and psychological perceptions of ourselves that we have
derived from experiences and our interaction with others.
Konsep diri merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan
dalam komunikasi antar
pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri positip. Konsep diri memainkan peran yang sangat besar
dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu
operating sistem yang menjalankan suatu komputer. Konsep diri dapat mempengaruhi kemampuan
berpikir seseorang. Konsep diri yang jelek
akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru,
tidak berani mencoba hal yang menantang, takut gagal, takut sukses, merasa diri
bodoh, rendah diri, merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak untuk
sukses, pesimis, dan masih banyak perilaku inferior lainnya.
Sebaliknya
orang yang konsep dirinya baik akan selalu optimis, berani mencoba hal-hal
baru, berani sukses, berani gagal, percaya diri, antusias, merasa diri
berharga, berani menetapkan tujuan hidup, bersikap dan berpikir positip, dan
dapat menjadi seorang pemimpin yang handal.
Komunikan yang berkonsep diri positip adalah Komunikan yang Tembus Pandang (transparent).
Dua macam konsep diri adalah
sebagai berikut :
- Konsep diri negatif: peka pada kritik; responsif sekali pada pujian; hiperkritis; cenderung merasa tidak disenangi orang lain; bersikap pesimitis pada kompetensi.
- Konsep diri positif: yakin akan kemampuan mengatasi masalah; merasa setara dengan orang lain; menerima pujian tanpa rasa malu; sadar akan keinginan dan perilaku tidak selalu disetujui oleh orang lain; mampu memperbaiki diri.
Hal-hal yang perlu dipahami tentang konsep diri adalah :
- Dipelajari melalui pengalaman dan interaksi individu dengan orang lain.
- Berkembang secara bertahap.
- Ditandai dengan kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan (positif).
- Negatif ditandai dengan hubungan individu dan sosial yang mal adaptif.
- Merupakan aspek kritikal yang mendasar dan pembentukan perilaku individu.
Hal-hal yang penting dalam konsep diri adalah :
- Pandangan individu terhadap orang lain.
- Suasana keluarga yang harmonis.
- Penerimaan keluarga
Komponen konsep diri adalah :
- Gambaran diri adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik sadar maupun tidak sadar. Meliputi : performance, potensi tubuh, persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh.
- Ideal diri adalah persepsi individu tentang perilakunya yang disesuaikan dengan standar pribadi yang terkait dengan cita-cita.
- Harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan cara menganalisis seberapa jauh perilaku individu tersebut.
- Peran diri adalah pola perilaku sikap nilai dan aspirasi yang diharapkan individu berdasarkan posisinya dimasyarakat.
- Identitas diri adalah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari pengamatan dan penilaian sebagai sintesis semua aspek konsep diri sebagai sesuatu yang utuh.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan
antar manusia adalah kemampuan mengenali sifat, tingkah laku, pribadi
seseorang. Ruang lingkup hubungan antar manusia dalam arti luas adalah
interaksi antar seseorang dengan orang lain dalam suatu kehidupan untuk
memperoleh kepuasan hati.
Tujuan hubungan antar manusia adalah
agar tercapainya kehidupan yang harmonis yaitu masing-masing orang saling bekerja
sama dengan menyesuaikan diri terhadap satu dengan yang lain.
Teknik untuk menjalani hubungan antar manusia dengan
:
1.
Melakukan
kontak sodan menghargai setiap individu.
2.
Melakukan
komunikasi.
B.
Saran
Untuk
menjalin suatu hubungan yang baik dengan Sesama manusia kita harus bisa
memahami diri sendiri. Mencoba untuk memahami kebutuhan dan keinginan
masing-masing individu.
BAB IV
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar