Minggu, 11 November 2012

Tahun Hijriyah

Hijriyah (Dibalik Nama dan Peristiwa)

              Orang-orang Indonesia selama ini banyak mengenal ragam penanggalan atau kalender, dari penanggalan Masehi, Hijriyah, sampai Jawa atau Asapon. Satu tahun dalam penanggalan masehi adalah satu kali bumi mengelilingi matahari dalam bidang ekliptika. Lamanya sekitar 365,25 hari (tahun Syamsiyah atau solar), sedangkan penanggalan Hijriyah dan Jawa itu menggunakan pendekatan perhitungan bulan untuk mengetahui umur masing-masing bulan (tahun Qomariyah atau Lunar Month).
             Satu bulan Qomariyah adalah dari bulan sabit baru ke bulan sabit baru, lamanya 29 atau 30 hari. Satu tahun Qomariyah sama dengan 12 x 29,531 = 354,372 hari. Perbedaan 1 tahun Syamsiyah dengan 1 tahun Qomariyah adalah 365,25 -354,372 = 10,878 hari(di anggap atau di bulatkan menjadi 11 hari).
             Tahun Hijriyah dimulai dari Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah adalah tempat kiranya ketika Sayyidina Umar bin Khottob sesudah 3 tahun kekholifahannya (tahun ke enam belas dari Hijrahnya Rasul). Tahun masehi dimulai dari sejak kelahiran Nabi Isa Alaihissalam.
Berikut kami ulas sedikit dari dan tentang nama berikut peristiwa dari bulah Hijriyah.

1. Muharrom, artinya yang diharamkan atau yang menjadi pantangan. Penamaan Muharrom, sebab pada bulan itu dilarang menumpahkan darah atau berperang. Larangan tersebut berlaku sampai masa awal Islam.

2. Shofar artinya kosong, penamaan shofar, karena pada bulan itu semua orang laki-laki arab dahulu pergi meninggalkan rumah untuk merantau, berniaga dan berperang. Sehingga pemukiman mereka kosong dari orang-orang laki-laki.

3. Robbi’ul Awal, berasal dari kata rabi’ (menetap) dan awal (pertama). Maksudnya masa kembalinya kaum laki-laki yang telah meninggalkan rumah atau merantau. Jadi, awal menetapnya kaum laki-laki di rumah, pada bulan ini banyak peristiwa bersejarah bagi umat Islam, antara lain : Nabi Muhammad SAW lahir, di angkat menjadi Rosul, melakukan Hijrah dan wafat pada bulan ini juga.

4. Robbi’ul Akhir, artinya masa menetap kaum laki-laki untuk terakhir atau penghabisan.

5. Jumadil Awal, nama bulan kelima berasal dari kata Jumadi (kering) dan awal (pertama). Penamaan Jumadil Awal karena di bulan ini merupakan awal musim kemarau, dimana mulai terjadi kekeringan.

6. Jumadil Akhir, artinya musim kemarau yang terakhir.

7. Rojab, artinya mulia. Penamaan Rojab karna bangsa bangsa Arab tempo dulu sangant memuliakan bulan ini,antara lain dngan melarang berperang.

8. Sya’ban, artinya berkelompok. Penamaan Sya’ban karena orang-orang Arab pada bulan ini lazimnya berkelompok mencari berkah. Peristiwa penting bagi umat Islam yang terjadi pada bulan ini adalah perpindahan Kiblat dari Baitul Muqoddas ke Ka’bah Makkah.

9. Romadhon, artinya sangat panas. Bulan Romadhon merupakan satu-satunya bulan yang termaktub dalam Al-Qur’an, satu bulan yang memiliki keutamaan, kesucian dan aneka keistimewaan. Hal itu dikarenakan peristiwa-pertiwa penting. Seperti : Alloh SWT menurunkan ayat-ayat Al-Qur’an pertama kali, ada malam Lailatul Qodar, yakni malam yang lebih utama daripada 1000 bulan, karena para malaiat akan turun untuk memberkati orang-orang yang beriman yang sedang beribadah. Bulan ini ditetapkan sebagai waktu puasa wajib. Pada bulan ini pula kaum muslimin dapat menaklukkan kaum musyrik dalam perang Badar Kubro dan pada bulan ini pula Nabi Muhammad SAW berhasil mengambil alih kota makkah dan mengakhiri penyembahan berhala yang dilakukan oleh kaum musyrik.

10. Syawal, artinya kebahagiaan. Maksudnya kembalinya manusia ke dalam fitroh (kesucian) karena usai menunaikan ibadah puasa dan membayar zakat serta saling bermaaf-maafan.itulah yang membahagiakan.

11. Dzulqo’dah, berasal dari kata Dzul (pemilik) dan Qo’dah (duduk). Penamaan Dzulqo’dah, karena bulan ini merupakan waktu istirahat bagi kaum laki-laki Arab dahulu. Mereka menikmatinya dengan duduk di rumah.

12. Dzulhijjah, artinya yang menunaikan Haji. Penamaan Dzulhijjah, sebab pada bulan ini umat islam sejak zaman Nabi Adam as, menunaikan ibadah Haji.

Sumber : Majalah,Alif Raudhoh, Edisi II /  Januari / Muharrom, 3.

Tidak ada komentar: